Selasa, 12 Februari 2013

MAMUJU TENGAH BERKICAU

perkembangan daerah merupaka tuntutan mutlak demi tercapainya pemerataan pemangunan. namun terkadang hal ini menjadi dilema bagi daerah baru tersebu karena selain menuntut tersedianya sumber daya manusai juga menciptaka fedoalime dan meperkuat wilayah panguasa daerah pemekaran baru tersebut. pun demikian dengan dibentuknya daerah otonomi baru di provinsi termuda indonesia dengan ditetapkannya mamuju tengah sebagai daerah otonomi baru membuat para politisi lokal berlomba untuk memperluas wilayah ekspansinya ke daerah otonomi tersebut. berbagi misi yang dibawa atau yah bisa dikatakan dijual mulai dari bagi-bagi jabatan sampai pada perjuangan yang mengatasnamkan rakyat. 
pemekara wilayah otonomi baru seyogyanya menghembuskan angin segar bagi penduduk manyarakat setempat oleh karena sistem pelayanan yang semakin dekat dan pembanguna semakin terasa manfaatnya. tetapi, pada wilayah elit lokal terjadi pecah kongsi demi meperkokoh ekspansi kekuasaan itu.

VARIASI BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK


A. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegiatan sosial ataupun gejala sosial dalam suatu masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil objek bahasa sebagai objek kajiannya. Sosiolinguistik menurut Kridalaksana merupakan ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu didalam suatu masyarakat bahasa. Sedangkan menurut Nababan, Sosiolinguistik merupakan pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan.

B. Variasi Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.